Sunday, April 21, 2013

DIAGNOSA PENYAKIT – Diagnosa Denyut Nadi


Menurut Sim Kie Jie Diagnosa penyakit melaui perabaan (palpasi) denyut nadi telah dilakukan manusia sejak zaman dahulu. Awalnya hanya pada leher,pergelangan tangan dan pergelangan kaki. Namun perabaan pergelangan tangan lebih sering digunakan dan berkembang hingga sekarang.
Nadi timbul akibat jantung mendorong darah didalam nadi, karena itu gerakan nadi berhubungan langsung dengan jantung dan juga berhubungan dengan organ-organ yang lainnya,seperti paru-paru,limpa,lambng,hati dan ginjal.Perubahan yang terjadi pada tubuh akan berpengaruh pada perubahan denyut nadi sekaligus memberikan gambaran terhadap kondisi tubuh dan kelainan yang terjadi. Nadi juga dapat memantau perkembangan penyakit. Nadi yang normal akan berdenyut antara 60-80 kali per menit atau sama dengan empat kali per setiap respirasi (satu kali menarik dan satu kali mengeluarkan udara) (Sim Kie Jie). Denyutan nadi normal tidak terlalu mengambang dan tidak terlalu dalam, berdenyut tenang, bertenaga dan teratur.
Nadi yang tidak normal dikenal dengan nadi patologis (nadi yang memanifestasikan adanya suatu penyakit). Penentuan penyakit melalui denyut nadi ini didasarkan pada tingkat kelajuan (kecepatan), kedalaman dan kekuatan denyutan. Berikut adalah pembagian penentuan penyakit berdasarkan denyut nadi :
1. KELAJUAN NADI.
Dibagi menjadi 2 macam :
a). Denyut nadi perlahan.
Nadi yang berdenyut perlahan menunjukan unsur air (sejuk) yang terdapat dalam tubuh. Dalam kondisi seperti ini nadi berdenyut lebih pelan dibandingkan dengan denyut nadi biasa(normal).Semakin pelan denyutannya berarti semakin tinggi unsur air (sejuk) yang terdapat dalam tubuh.
b). Denyut nadi cepat.
Nadi yang berdenyut cepat menunjukan unsur api (panas) yang terdapat dalam tubuh. Semakin cepat denyutan berarti semakin banyak unsur panas (api) yang terdapat dalam tubuh.
2. KEDALAMAN NADI.
a). Nadi Atas.
Denyutannya bisa dirasakan hanya dengan melalui tekanan yang ringan. Denyutan akan hilang jika kita menekan (pergelangan) terlalu kuat (dalam). Nadi atas menunjukan gejala kekurangan tenaga pada buah pinggang (ginjal). Tanda-tanda yang bisa muncul antara lain: sakit kepala, bunyi berdengung/berdesing dalam telinga dan hotfluses (muka dan leher menjadi merah). Nadi atas juga menunjukan masalah dalam paru-paru. Keadaan seperti ini biasanya ditandai dengan adanya batuk-batuk yang merupakan gejala penyakit asma.
b). Nadi Dalam.
Denyutan nadi tidak nampak dengan sentuhan ringan. Denyut nadi baru terasa setelah mendapatkan tekanan(tangan) yang keras. Nadi dalam menunjukan tanda-tanda seperti keletihan,diare, keputihan.
3). KEKUATAN NADI.
Denyut nadi pada tangan kanan dan kiri akan menunjukan tanda-tanda pada organ tubuh yang berbeda. Tangan kanan menunjukan tanda-tanda pada : limpa, perut, paru-paru dan ginjal kanan. Sedangkan denyut nadi kiri menunjukan kelainan pada hati, jantung dan ginjal kiri.
Berdasarkan kekuatan denyut nadi, dibagi menjadi 2 macam, yaitu :
a). Nadi Kuat (penuh).
Nadi seperti ini bisa dikenali dengan merasakan adanya denyutan pada ketiga jari yang kita tempelkan pada bagian atas pergelangan tangan. Nadi kuat menunjukan adanya kualitas gelombang yang agresif  serta kandungan unsur yang berlebihan.
b). Nadi Lemah (kosaong).
Nadi yang lemah menunjukan tubuh kekurangan unsur. Dalam mempelajari perabaan nadi , selain perlu mempelajari teori yang lebih penting adalah prakteknya. Tanpa praktek perabaan nadi, tidak mungkin bisa dipelajari dengan baik atau bahkan tidak akan berhasil sama sekali. Hal penting lainnya dalam melakukan perabaan nadi adalah adanya sensibilitas jari dan konsentrasi dari pemeriksa.
Berikut ini adalah cara melakukan perabaan nadi :
1. Sebelum dilakukan perabaan hendaknya pasien dianjurkan untuk istirahat sebentar.
2. Tangan pasien secara horisontal diletakan setinggi jantung dengan telapak tangan mengarah keatas.
3.Gunakan 3 jari yaitu jari telunjuk, jari tengah dan jari manis untuk melakukan perabaan. Yang menyentuh nadi hendaknya adalah bagian ujung jari.
4. Lakukan perabaan dengan menekankan jari melalui 3 kekuatan tekanan yaitu : tekanan ringan, tekanan sedang dan tekanan kuat.
Selama proses pemeriksaan, napas pemeriksa harus teratur, emosi dalam keadaan tenang, sikap baik dan berkonsentrasi penuh.

No comments: